Selasa, 18 Mei 2010

kendaraan pribadi harus diatur

Kendaraan Pribadi Diatur
JAKARTA - Kemacetan dan kesemrawutan jalan raya di wilayah DKI I.ik.iii.i si-i11.ikm parah. Untuk mengatasi hal tersebut, selain pengaturan penggunaan kendaraan pribadi, perlu dibangun transportasi umum yang baik. Keberadaan bus Transjakarta dinilai belum optimal mengatasi masalah tersebut. Selain pengaturan penggunaan kendaraan pribadi, keberadaan angkutan umum massal sangat diperlukan untuk mengatasi kemacetan di wilavah DKI Jakarta.
Wakil Presiden Boediono mengatakan hal itu saat bertatap muka dengan pegawai pemda di Kantor Wali Kota, Jakarta Selatan, Senin (22/3). "Pemecahan macet harus ada antara lain dengan pengaturan kendaraan pribadi, tapi harus disediakan angkutan umum yang baik," kata dia.
Hadir dalam kunjungan kerja itu antara lain Menkokesra Agung Laksono, Meneteri agama Suryadama Ali dan Reformasi Birokrasi EE Mangindaan, serta Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. Menurut Wapres, panjang jalan yang tidak mengikuti jumlah kendaaan yang dari waktu ke waktu tidak seimbang menyebabkan kemacetan terjadi di Jakarta setiap hari.
Salah satu moda transportasi massal yang harus didukung itu, menurut Boediono, adalah pembangunan angkutan umum massal atau mass rapid transit (MRT). Semoga, pembangunan angkutan massal tersebut bisa tetap berjalan sehingga nantinya bisa digunakan oleh masyarakat umum.
Dukungan tersebut, kata dia, karena pemerintah pusat mengingingkan masalah kemacetan Jakarta bisa segera teratasi. Selain masalah jalan, menurut Boediono, penyebab masih terjadinya kemacetan adalah belum teraturnya pembangunan permukiman penduduk.
Kondisi tersebut, kata dia, membuat jalan yang terbatas menjadi semakin bermasalah dan akhirnya menimbulkan kemacetan. Bahkan, semrawumya penataan permukiman tersebut, diakui dia, sering disaksikan sendiri saat sedang berada di atas udara dengan menggunakan helikopter.
Pengaturan Lalu Lintas
Kepala Bidang Manajemen dan Rekayasa Lalu lintas Dinas Perhubungan DKI Jakarta M. Akbar mengatakan pesatnya pertumbuhan kendaraan bermotor menjadi salah satu penyebab utama kemacetan di DKI Jakarta. Untuk mengatasi masalah tersebut, selain dibangun angkutan umum massal yang baik, harus ada pengaturan lalu lintas di jalan raya.
"Pengaturan tersebut diharapkan bisa membantu untuk mengurangi kemacetan yang selalu menjadi hal yang diikuti oleh setiap warga Jakarta," jelas Akbar. Untuk mengatur hal tersebut, diperlukan langkah prioritas kepada semua kendaraan umum yang beroperasi. Dengan cara tersebut, pemilik kendaraan pribadi akan berpikir dua kali untuk menggunakannya karena mereka mendapat prioritas kesekian dibanding kendaraan umum.
Pemberian prioritas itu, menurut Akbar, karena dengan angkutan umum, sisi efisiensi penggunaan jalan akan menjadi terjaga. Dan, karenanya, harus ikut juga dikembangkan pembangunan sarana transportasi massal yang saat ini masih terpaku pada Transjakarta. Keterbatasan sarana masal tersebut, kata dia, seharusnya segera diperbaiki agar efisiensi tersebut bisa segera diwujudkan. "Jika seperti sekarang ini, maka itu masih sulit mencapai tahapan optimal karena masyarakat juga masih belum mendapat pelayanan maksimal dari angkutan umumnya, katanya.
Gubernur DKI Fauzi Bowo mengatakan pembangunan sarana angkutan massal memang akan menjadi konsep pembangunan sistem transportasi ke depan. Saat ini, yang sedang dimatangkan konsepnya adalah pembangunan MRT. Diharapkan, akhir tahun 2010, pematangan desain sudah bisa diselesaikan, dan selanjutnya masuk tahap lelang. Kemudian, mulai 2011, pembangunan konstruksi sudah bisa dilaksanakan.
Kepala Bidang Informasi Publik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Cucu Ahmad Kurnia mengatakan pembangunan MRT diharapkan bisa mengatasi kemacetan.Namun itu tidak mutlak karena perbaikan sarana transportasi harus diperbaki secara integral. "Oleh karena itu, untuk mengatasi kemacetan, memang diperlukan pembangunan yang lebih menyeluruh dengan dukungan semua pihak."
Analisis Mahasiswa:
Menurut saya pembangunan angkutan massal (MRT) cukup menjanjikan untuk mengatasi kemacetan yang terjadi di Jakarta, tetapi tidak hanya itu saja diperlukan kesadaran oleh para pengguna jalan dan angkutan umum untuk mengatasi kemacetan supaya tidak semakin parah, sebagai contoh bagi angkutan umum tidak berhenti di sembarang tempat, seharusnya angkutan umum iniberhenti di tempat yang telah disediakan seperti halte, ataupun terminal, dan yang paling penting tidak kebut-kebutan di jalan dengan alasan untuk mengejar setoran, karena banyak terjadi kecelakaan akibat tidak tanggung jawabnya angkutan ini, karena kecelakaan yang timbul akibat angkot ini dapat mengakibatkan terjadinya kemacetan yang panjang. Yang tidak kalah penting juga adalah perhatikan asap kendaraan, karena menurut hasil survei sumbangsih angkot menyumbang polusi menempati posisi teratas. Seharusnya mereka dapat memperhatikan lingkungan, karena agar tidak terjadi pemanasan global dan save earth.
Tata letak pemukiman penduduk juga dapat mengakibatkan terjadinya kemacetan, ini terjadi karena makin mengecilnya jalanan umum karena para penduduk membangun rumah sebagai tempat tinggal maupun tempat usaha tepat didepan jalan raya yang banyak digunakan oleh para pengguna, mereka berdalih apabila mereka membangun usaha tepat di tempat keramaian maka usaha mereka akan berkembang, tetapi ini tidak dibenarkan karena mereka membangun tidak ditempat yang seharusnya karena jalan ini adalah milik umum yang seharusnya digunakan oleh umum. Seharusnya jalan raya memiliki area yang luas supaya para pengguna dapat melewatinya dengan nyaman dan tidak terjadi kemacetan, dan tidak lupa kondisi jalanan juga harus diperhatikan karena kondisi jalanan di Jakarta tidak cukup bagus, sebagai contoh banyak sekali jalan berlubang di jakarta dan banyak disana sini tambalan, ini dapat mengakibatkan terjadi kecelakaan dan membuat para pengguna jalan tidak nyaman untuk mengaksesnya.
Sumber :http://bataviase.co.id/node/141656

Tidak ada komentar: