KOMPAS 14 Jul 2009. Penulis: ANT.
Tidak sedikit rakyat Malaysia bicara bahasa Inggris sehari-hari, baik di rumah, di kereta, kedai makan, di kantor apalagi di sekolah, kampus dan kantor. Banyak juga yang berbicara campur-campur bahasa Inggris dengan bahasa Melayu.
Beberapa CEO atau Dirut BUMN Malaysia seperti Petronas, MAS (Malaysian Airlines), Sime Darby, dan juga CEO perusahaan swasta Malaysia dalam jumpa pers selalu menggunakan bahasa Inggris. Jarang gunakan bahasa Melayu.
Media massa yang oplahnya tertinggi di Malaysia juga dalam bahasa Inggris yakni The Star. Mayoritas media massa di Malaysia, baik media nasional, ekonomi dan hiburan gunakan bahasa Inggris.
Penggunaan bahasa Inggris semakin menonjol di Malaysia sejak PM Mahathir mengeluarkan kebijakan pendidikan menjadikan bahasa Inggris sebagai pengantar dalam pelajaran matematika dan IPA (ilmu pengetahuan alam) mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah umum (SMU), sejak tahun 2003.
“Alasannya, agar rakyat Malaysia lebih cepat menguasai ilmu pengetahuan alam dan matematika karena buku-bukunya, istilah dan konsep gunakan bahasa Inggris,” kata Mahathir saat itu.
Namun wakil PM Malaysia sekaligus menteri pendidikan Muhyiddin Yassin, Rabu (8/7) memutuskan mencabut kembali kebijakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar di sekolah, mulai berlaku penuh tahun 2012 atau tiga tahun mendatang.
Mulai tahun 2012, untuk pelajaran matematika dan IPA akan gunakan bahasa Melayu di sekolah dasar dan menengah, dan menggunakan bahasa China dan Tamil di sekolah dasar berbahasa China dan Tamil.
Di Malaysia, ada tiga jenis sekolah dasar yakni sekolah dasar negeri umum gunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar, sekolah dasar negeri (milik pemerintah) China gunakan bahasa ibunda China sebagai bahasa pengantar, dan sekolah dasar negeri Tamil gunakan bahasa Tamil sebagai pengantar. Namun begitu, pelajar Melayu boleh masuk di sekolah dasar berbahasa Tamil dan Cina, begitu juga sebaliknya.
Alasannya pencabutan bahasa Inggris oleh menteri pendidikan saat ini ialah, penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam pelajaran matematika dan IPA sejak SD hingga SMU ternyata semakin membuat murid enggan mendalami pelajaran matematika dan IPA, bahkan terbukti membuat nilai-nilai mereka anjlok.
Muhyiddin mengaku keputusan itu diambil setelah mendengar berbagai masukan, baik dari guru, persatuan komite sekolah, termasuk mantan PM Mahathir pun dimintai masukannya.
Selain itu, kebijakan penggunaan bahasa Inggris juga ditentang oleh organisasi sastrawan, ahli bahasa dan oposisi, seperti Gabungan Persatuan Penulis Nasional Malaysia (Gapena), Persatuan Sejarah Malaysia, Jabatan Kebudayaan dan Keseniaan Negara dan Dewan Bahasa dan Pustaka (DBP). Mereka menilai penggunaan bahasa Inggris itu telah membunuh bahasa ibunda, bahasa kenegaraan, yakni bahasa Melayu.
Berbagai demontrasi di jalan raya beberapa kali digelar hingga puncaknya adalah demontrasi besar-besaran pada 7 Maret 2009 yang melibatkan ribuan orang turun ke jalan, yang terpaksa dibubarkan polisi dengan gunakan gas air mata.
Hasil Kajian
Tahun 2008 dilakukan suatu kajian oleh tujuh universitas di Malaysia untuk meneliti dampak penggunaan bahasa Inggris itu. Hasilnya, hanya sukses meningkatkan empat persen penguasaan bahasa Inggris di kalangan pelajar, namun sebaliknya mengurangkan minat pelajar untuk belajar matematika dan IPA.
Menurut kajian 53 pakar bahasa, kebijakan gunakan bahasa Inggris, menimbulkan kerugian berganda kepada kepada murid, terutama kepada 75 persen murid yang tergolong biasa (standar) dan lemah dalam tiga mata pelajaran bahasa Inggeris, IPA dan matematika.
“Kebijakan itu telah dan akan membunuh minat, semangat dan gairah murid-murid untuk belajar IPA dan Matematik sejak di sekolah dasar” kata eksekutif Pembina Abdul Raof Hussin yang melakukan kajian dengan tujuh universitas di Malaysia.
Kajian itu dilakukan Juni – Desember tahun 2008 dengan 15.089 sampel pelajar dari berbagai sekolah dan berbagai kota dan desa dan 553 guru.
Sebanyak 5.595 sampel pelajar kelas 5 dari 56 sekolah dasar, prestasinya ternyata makin merosot pada mata pelajaran matematika dan IPA ketika di kelas 6 akibat penggunaan bahasa Inggris.
Kajian itu mendapatkan, kemerosotan terjadi akibat kegagalan pelajar memahami konsep IPA dan matematika karena tidak mampu berinteraksi dengan guru atau murid lain menggunakan bahasa Inggeris.
Intinya, kajian itu meminta agar penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam mata pelajaran matematika dan IPA, mulai dari SD hingga SMU, dihentikan karena lebih banyak dampak negatifnya daripada positifnya.
Atas desakan itu, menteri pendidikan sekaligus wakil PM Muhyiddin Yassin mengumumkan pencabutan kebijakan itu dan mulai berlaku tahun 2012.
Menolak
Kebijakan pencabutan itu sudah jelas membuat ?berang? mantan PM Mahathir. Ia mengatakan, keputusan penggunaan bahasa Inggris itu didukung oleh majelis tinggi UMNO di mana saat itu Najib Tun Razak dan Muhyiddin Yassin juga ikut mendukung kebijakan itu. Kini malah menolaknya.
Mahathir langsung memberikan komentar, “100 hari pertama pemerintahan PM Najib yang jatuh, Sabtu, 11 Juli 2009 lebih banyak negatif daripada positifnya.”
Yang menolak kebijakan menteri pendidikan Muhyiddin bukan hanya Mahathir tapi juga sastrawan negara Abdul Samad Said, Dr Hassan Ahmad dan oposisi. Sastrawan negara A Samad melihat kebijakan pencabutan penggunaan bahasa Inggris mulai tahun 2010 bukanlah suatu pencabutan melainkan hanya penangguhan saja.
“Kebijakan itu hanya untuk gula-gula agar BN (barisan nasional) dan UMNO menang pada Pemilu kecil di distrik Manek Urai, negara bagian Kelantan, dalam waktu dekat ini dan juga Pemilu ke-13 nanti,” katanya.
Mengapa penerapan pencabutan mesti menunggu tiga tahun lagi, mengapa Mahathir menerapkan kebijakan penggunaan bahasa Inggris hanya perlu enam bulan. Setelah diumumkan enam bulan kemudian diterapkan.
Sastrawan negara A Samad, Dr Hassan Ahmad dan oposisi melihat pencabutan penggunaan bahasa Inggris telah dipolitikan demi kepentingan sesaat UMNO dan BN. Oleh karena itu, mereka akan menggelar lagi demontrasi besar-besaran pada 1 Agustus 2009.
Dalam websitenya, partai oposisi PAS (partai Islam SeMalaysia), sudah mengumumkan akan gelar demontrasi besar-besaran lagi karena upaya perundingan sudah buntu dan menempuh jalan baik-baik untuk mencabut kebijakan bahasa Inggris tidak efektif.
Namun, kalangan oposisi minta agar demontrasi besar-besaran agar pencabutan penggunaan bahasa Inggris pada tahun ajaran pendidikan 2010 disatukan dengan isu penolakan ISA (internal security act).
sumber:
http://rubrikbahasa.wordpress.com/2009/07/14/kisah-penggunaan-bahasa-inggris-di-sekolah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar